Thursday, May 26, 2016

tekstur tanah

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanah memiliki sifat fisik yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Salah satu sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif fraksi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah menggambarkan ukuran kasar atau halusnya tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode feeling, pipet, dan hydrometer.
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama kita, karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan tanah darimana asalnya dan bagaimana sifatnya. Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting. Bila tanah tidak digunakan dengan baik, maka tanaman menjadi kurang produktif.  Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan fisik dan biologinya, maka akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung.
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung.
Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah.
Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan kandungan bahan organik. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah.
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain. Tekstur tanah juga sangat berpengaruh bagi kesuburan tanah. Kesuburan tanah ditentukan oleh tekstur tanah yang memiliki komposisi faraksi yang ideal. Dengan demikian, tanah yang subur akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan dan kesuburan tanaman karena tekstur menentukan cepat lambatnya air meresap (daya serap air) ke dalam pori-pori tanah, besarnya aerasi, infiltrasi, perlokasi, ketersediaan udara dan unsur hara untuk respirasi tanaman dan dapat mempengaruhi sistem perakaran tanaman. Tekstur juga bisa digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi tanah maupun kesesuaian lahan.

B.     Tujuan

Adapun tujuan praktikum tekstur tanah ini adalah :
1.      Mengetahui komposisi suatu tanah.
  1. Mengetahui serta menggambarkan suatu tekstur tanah.
  2. Mengetahui kelas-kelas tekstur tanah.
4.      Dapat menentukan tekstur dari suatu sampel tanah.




















BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu.
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair dan gas. Fase padat hampir menempati 50 % volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya adalah bahan organik. Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan fase gas yang perbandingannya dapat bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah. Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang menangkap sinar matahari. Di samping itu kebanyakan unsur-unsur dalam usaha memelihara kehidupan berada pada siklus yang lebih berat ke tanah dalam hubungan ini tanah menyediakan lingkungan yang cocok untuk terlaksananya pelapukan bahan-bahan mati dengan cukup cepat melalui aktivitas mikroorganisme terhadap senyawa-senyawa dasar untuk dapat segera menyusul memasuki kembali siklus, terutama melalui vegetasi. (Munir, 2009).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain. (Munir, 2009).
Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 1995).
Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan liat. Partikel ukuran lebih dari 2mm, bahan organik dan perekat seperti kalsium. Tekstur tanah menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah. Sifat kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran partikelnya. Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar. Jadi, luas permukaan fraksi liat > fraksi debu > fraksi pasir. (Dhyrmankimank, 2013).
Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu metode feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995).
Tanah memiliki beberapa ukuran fraksi tanah Menurut Sistem Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), yaitu :(Darmawijaya, 2007)
·         Pasir sangat kasar (very coarse sand) = diameter 2,00 – 1,00 mm              
·         Pasir kasar (coarse sand) = diameter 1,00 – 0,50 mm
·         Pasir sedang (medium sand) = diameter 0,50 – 0,25 mm
·         Pasir halus (fine sand) = diameter 0,25 – 0,10 mm
·         Pasir sangat halus (ery fine sand) = diameter 0,10 – 0,05 mm
·         Debu (silt) = diameter 0,05 – 0,002 mm
·         Liat (Clay) = diameter <0,002 mm          
Untuk menentukan rentang ukuran partikel tanah yang biasanya dinyatakan dalam prosentase dari berat kering total dilakukan analisis secara mekanis (mechanical analysis). Ada dua metode yang umum digunakan untuk memberikan informasi ukuran partikel tanah, yaitu : analisis saringan (sieving analysis), dan (2) analisis pengendapan (sedimentation atau hydrometer analysis). Analisis saringan biasanya digunakan untuk tanah berbutir kasar, sedangkan prosedur pengendapan digunakan untuk analisis tanah berbutir halus.
Segitiga Tekstur Menurut USDA dibagi menjadi 12 yaitu :
1.      Liat (Clay)
2.      Liat Berdebu (Silty Clay)
3.      Liat Berpasir (Sandy Clay)
4.      Lempung Liat berdebu (Silty Clay Loam)
5.      Lempung berliat (Clay Loam)
6.      Lempung (Loam)
7.      Lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam)
8.      Lempung berpasir (Sandy Loam)
9.      Lempung berapasir (Sandy Loam)
10.  Debu (Silt)
11.  Pasir Berlempung (Loamy Sand)
12.  Pasir (Sand)
Untuk mengklasifikasikan tanah kedalam kelompok tekstur, kita dapat menggunakan segitiga tekstur sebagai mana tergambar di bawah ini. (Nurhidayati, 2006)














BAB III METODELOGI

A.    Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Gelas ukur 100 dan 1000 ml
Sampel tanah kering udara
Erlenmeyer 250 m
Air
Pipet volume 25 ml
Larutan Na-Pirofosfat + Na-Carbonat (Calgon)
Kayu pengaduk

Neraca analitis

Kaleng oven

Stopwatch


B.     Cara kerja
·         Menimbang dan mencatat berat kaleng oven 1 dan 2.
·         Menimbang 50 g sampel tanah kering udara yang telah ditumbuk halus dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
·         Memasukan 50 g tanah kedalam erlenmeyer lalu dilakukan penambahan larutan Na-pirofospat + Na-Carbonat masing-masing 40 gram.
·         Mengaduk dengan kayu pengaduk hingga merata, setelah itu biarkan larutan selama satu malam.
·         Setelah satu malam melakukan pemindahkan suspensi secara kuantitatif kedalam gelas ukur 1000 ml lalu tambahkan air hingga tanda batas 1000 ml.
·         Mengaduk dengan kayu aduk hingga homogen kemudian setelah homogen kayu pengaduk diangkat dan di hitung waktunya hingga 40 detik pertama untuk pengambilan sampel  yang  pertama sebanyak 25 ml lalu diletakkan d kaleng oven 1 dan untuk pengambilan sampel yang ke dua sebanyak 25 ml juga yang kemudian diletakkan di kaleng oven 2, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pipet volume.
·         Selanjutnya dilakukan pengovenan sampel pada kaleng 1 dan 2 secara bersamaan dengan suhu 105oC selama ± 24 jam.
·         Setelah pengovenan 24 jam, kaleng oven 1 dan 2 ditimbang lagi kemudian dilakukan penimbangan.

BAB IV HASIL PENGAMATAN
1.1 Tabel Pengamatan
Sampel
No. Kaleng
(A)
Berat kaleng
(B)
Berat kaleng+tanah (KO)
I (40 detik)
(debu+liat)
17
2,273 gram
2,802 gram
II (7 Jam)
(liat)
15
2,260 gram
2,350 gram

1.2  Perhitungan
1.      Berat tanah (C)
a.       Kaleng oven 17 (Debu + Liat)
C Massa debu + liat (25 ml)       = B – A
                                                         = 2,802  2,273                                             
= 0,529 gram  
b.      Kaleng oven 15 (Liat)
C  Massa liat (25 ml)       = B – A
                                             = 2,350  2,260
                                             = 0,09 gram

2.      Berat Tanah 1000 ml
a.       Kaleng oven 17 (Debu + Liat)
D Massa debu + liat (1000 ml)   = 1000 / 25 x C
                                                                 = 1000 / 25 x 0,529
                                                                 = 21,16 gram
b.      Kaleng oven 15 (Liat)
 liat (1000 ml   )           = 1000 / 25 x C
                                                         = 1000 / 25 x 0,09
                                                        = 3,6 gram
c.       Debu
F Massa debu (1000 ml)            = DE
= 21,16 3,6
= 17,56 gram
d.      Pasir
G  Massa pasir (1000 ml)            = 50  - D
= 50 – 21,16
                                                         = 28,84 gram
3.      Persentase
a)      % Pasir                  : G / 50 x 100 (%)
: 28,84 / 50 x 100
: 57,68 %

b)      % Debu                 : F / 50 x 100 (%)
: 17,56 / 50 x 100
: 35,12 %

c)      % Liat                   : E / 50 x 100 (%)
: 3,6 / 50 x 100
: 7,2 %
Tabel perhitungan
(D)
Massa debu + liat (1000 ml)
(E)
Massa liat
(1000 ml)
(F)
Massa debu
(1000 ml)
(G)
Massa pasir
(1000 ml)
21,16 gram
3,6 gram
17,56 gram
28,84 gram

Proporsi dalam %
% Pasir
% Debu
% Liat
57,68 %
35,12 %
7,2 %






BAB V PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan didapatkan hasil persentase pasir 57,68 %, debu 35,12 % dan liat 7,2 %. Dengan mengetahui besar persentase pasir, debu dan liat maka kita dapat menentukan kelas tekstur tanah tersebut dengan menggunakan diagram segi tiga tekstur tanah.
Keterangan : garis merah (pasir), garis kuning (debu), garis biru (liat).
Setelah dilakukan penentuan kelas teksturnya dengan membuat garis saling berpotongan yang berpatokan pada persentase pasir, debu, dan liat pada segitiga tekstur maka dapat dilihat bahwa sampel tanah yang digunakan pada percobaan ini termasuk dalam tekstur Lempung Berpasir, (Lihat daerah letak Titik perpotongan garis yang dibuat). Adapun ciri – ciri dari tanah yang berkelas tekstur Lempung berpasir adalah sebagai beriku :
ü  Terasa kasar
ü  Terasa agak licin
ü  Melekat
ü  Dapat dibentuk bola teguh
ü  Dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat

Pada hasil percobaan tekstur tanah yang dapat kita bahas adalah tentang pengklasifikasian jenis tanah yang telah kita ambil sampelnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan persentasenya. Hal ini sesuai dengan Dydear (2012), yang menyatakan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu, dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA).
Beberapa faktor yang dipengaruhi tekstur tanah adalah sebagai berikut :
a)      Ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah.
Semakin kecil ukuran fraksi berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaan per satuan bobot tanah, yang menunjukan makin padatnya partikel-partikel per satuan volume tanah. Hal ini berarti semakin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk, begitu juga sebaliknya.
Tanah yang banyak mengandung pori mikro, teksturrnya terasa halus karena di dominasi oleh liat, sedangkan untuk tanah yang banyak mengandung pori-pori messo teksturnya terasa agak kasar atau sedang karena didominasi oleh debu, dan untuk tanah yang  banyak mengandung pori-pori makro teksturnya terasa kasar karena didominasi oleh pasir.
b)      Jenis dan proporsi fraksi atau partikel tanah (%)
Pasir      : Tanah dikatakan bertekstur  pasir apabila kandungan pasir didalamnya minimal 85 %. Jadi, semakin banyak pasirnya, maka teksturnya akan semakin kasar.
Debu    : Tanah dikatakan bertekstur debu apabila nkandungan debu didalamnya minimal 80 % dan memiliki tekstur sedang atau lempung.
Liat     : Tanah dikatakan bertekstur liat apabila kandungan  liat di dalamnya minimal 40 % . jadi semakin banyak liatnya maka teksturnya akan semakin halus.
c)      Kemampuan tanah mengikat air.
Tanah yang memiliki tekstur halus mempunyai daya ikat terhadap air yang sangat tinggi karena pada tanah yang bertekstur halus banyak didominasi oleh kaloid liat.


BAB VII KESIMPULAN

Dari pengamatan dan hasil perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.       Persentase tanah yang paling  tinggi adalah pasir dengan 57,68 % lalu debu dengan 35,12 % dan yang terakhir adalah liat dengan 7,2 %
2.      Berdasarkan diagram segitiga tekstur maka  sampel tanah yang diambil dikelaskan dalam kelas Lempung Berpasir.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Foth (1999) bahwa:
Pasir    : Tanah dikatakan bertekstur  pasir apabila kandungan pasir didalamnya  minimal 85 %. Jadi, semakin banyak pasirnya, maka teksturnya akan semakin kasar.
Debu   : Tanah dikatakan bertekstur debu apabila kandungan debu didalamnya minimal 80 % dan memiliki tekstur sedang atau lempung.
Liat      : Tanah dikatakan bertekstur liat apabila kandungan  liat di dalamnya minimal     40 %. Jadi semakin banyak liatnya maka teksturnya akan semakin halus.













Daftar pustaka

Darmawijaya. 2007. Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.
Dhyrmankimank. 2013. Ganesa Tanah. Institute Petanian Bogor Press. Bogor.
Foth, H.D.dan L.N.Turk, 1999, Fundamentals Of Soil Science, Fifth Ed. John Waley & sons, New York
Hanafiah, Ali Kemas.  2005.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1995.  Ilmu Tanah.  Mediyatama Sarana Perkasa:Jakarta.

Munir. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan.  Kanisius. Yogyakarta.
Nurhidayati. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Unisma : Malang. 27 November 2013.



0 comments:

Post a Comment

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net