Friday, May 27, 2016

Bahan Organik

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara.Unsur yang terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya adalah kandungan C-organik. Dimana kandungan c-organik merupakan unsure yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali.Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro.Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
   Proses penting yang berkaitan dengan pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik yang cenderung mencapai suatu tingkat keseimbangan dalam tanah. Tingkat penimbunan bahan organik dalam tanah tergantung pada sifat lingkungan pembentukan tanah yang mencakup dua proses, yaitu penambahan residu atau sisa-sisa tanaman dan binatang, dan perombakan bahan tersebut oleh jasad mikro tanah. Pada proses perombakan bahan sisa tumbuhan dihancurkan menjadi bentuk melarut atau menguap yang dapat hilang dari tanah.

Bahan organik tanah berpengaruh penting dalam sifat fisika dan biologi tanah sehingga akan berpengaruh pula pada pertumbuhan tanaman. Pengaruh langsung bahan organik tanah yang sifatnya positif terhadap pertumbuhan tanaman terjadi melalui produk pengurainya yang berupa asam-asam organik.Terkait dengan sifat biologi tanah, bahan organik sangat nyata mempengaruhi kegiatan mikroflora dan mikrofauna tanah melalui perannya sebagai penyedia C dan energi.Secara substansi bahan organik tersusun dari bahan humus dan non humus.  Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah.Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan praktikum mengenai bahan organik untuk mengetahui kandungan bahan organik suatu jenis tanah pada setiap lapisan.

1.2  Maksud Dan Tujuan

Ø  Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahan organik tanah dan fungsinya bagi tanah.
Ø  Mengetahui konsentrasi Bahhan organik yang terkandung pada tanah yang dijadikan tanah.
Ø  Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang tatacara pengukuran konsentrasi bahan organik yang baik dan benar.























BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan 5% bahan organik. Atas dasar perbandingan ini, nampak kebutuhan tanah terhadap bahan organik adalah paling kecil.Namun demikian kehadiran bahan organik dalam tanah mutlak dibutuhkan karena bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah (Lengkong dan Kawulusan, 2008).
Bahan organik tanah merupakan komponen penting penentu kesuburan tanah, terutama di daerah tropika seperti di Indonesia dengan suhu udara dan curah hujan yang tinggi.Kandungan bahan organik yang rendah menyebabkan partikel tanah mudah pecah oleh curah hujan dan terbawa oleh aliran permukaan sebagai erosi, yang pada kondisi ekstrim mengakibatkan terjadinya desertitifikasi. Rendahnya kandungan bahan organik tanah disebabkan oleh ketidakseimbangan antara peran bahan dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses oksidasi biologis dalam tanah. Erosi tanah lapisan atas yang kaya akan bahan organik juga berperan dalam berkurangnya kandungan bahan organik tanah tersebut (Victorious, 2012).
Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah.Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah.
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang.Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan didalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman.Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti.
Karbon merupakan penyusun bahan organik, oleh karena itu peredarannya selama pelapukan jaringan tanaman sangat penting.Sebagian besar energi yang diperlukan oleh flora dan fauna tanah berasal dari oksidasi karbon, oleh sebab itu CO2 terus dibentuk.Berbagai perubahan yang terjadi dan siklus yang menyertai reaksi karbon tersebut di dalam atau di luar sistem tanah disebut peredaran karbon. Pembebasan CO2 antara lain melalui mekanisme pelapukan bahan organi. Gas tersebut merupakan sumber CO2 tanah, disamping CO2 yang dikeluarkan akar tumbuhan dan yang terbawa oleh air hujan. CO2 yang dihasilkan tanah akhirnya akan dibebaskan ke udara, kemudian dipakai lagi oleh tanaman (Yani, 2003).
Unsur karbon di dalam tanah berada dalam 4 wujud, yaitu wujud mineral karbonat, unsur padat seperti arang, grafit dan batubara, wujud humus sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan serta mikroorganisma yang telah mengalami perubahan, namum relatif tahan terhadap pelapukan dan wujud yang terakhir berupa sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi di dalam tanah (Watoni dan Buchari, 2000).
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang.ranting dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida seperti selulosa, hemi-selulosa, pati dan bahan-bahan pectin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang paling penting dalam mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan terangkul ke lapisan bawah (Sutanto, 2002).
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik.Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau hewan baru yang belum lapuk.Terus menerus mengalami serangan jasad-jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya.Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus.
Bahan organik yang masih mentah dengan nisbah C/N tinggi, apabila diberikan secara langsung ke dalam tanah akan berdampak negatip terhadap ketersediaan hara tanah. Bahan organik langsung akan disantap oleh mikrobia untuk memperoleh energi. Populasi mikrobia yang tinggi, akan memerlukan hara untuk tumbuh dan berkembang, yang diambil dari tanah yang seyogyanya digunakan oleh tanaman, sehingga mikrobia dan tanaman saling bersaing merebutkan hara yang ada. Akibatnya hara yang ada dalam tanah berubah menjadi tidak tersedia karena berubah menjadi senyawa organik mikrobia.Kejadian ini disebut sebagai immobilisasi hara (Atmojo, 2003).
Nisbah C/N berguna sebagai penanda kemudahan perombakan bahan organik dan kegiatan jasad renik tanah akan tetapi apabila nisbah C/N terlalu lebar, berarti ketersediaan C sebagai sumber energi berlebihan menurut bandingannya dengan ketersediaanya N bagi pembentukan mikroba. Kegiatan jasad renik akanterhambat (Priambada et al., 2005).
Karbon diperlukan mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen diperlukan untuk membentuk protein.Apabila ketersediaan karbon terbatas (nisbah C/N terlalu rendah) tidak cukup senyawa sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan mikroorganisme untuk mengikat seluruh nitrogen bebas.Apabila ketersediaan karbon berlebihan (C/N > 40) jumlah nitrogen sangat terbatas sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan organisme (Wallace and Teny, 2000).
Untuk menginterpretasikan data dari hasil pengukuran bahan organik di laboratorium kita dapat berpatokan pada tabel berikut :
Kisaran kandungan BO
Klasifikasi
< 1,00 %
Sangat rendah
1,00 - 2,00 %
Rendah
2,01 - 3,00 %
Sedang
3,01 - 5,00 %
Tinggi
> 5,00 %
Sangat tinggi

Factor pembentukan bahan organik :
Ø  Iklim berpengaruh pada bahan organik tanah dalam hal memacu atau menghambat laju dekomposisi.
Ø  tipe penggunaan lahan berpengaruh dalam penyediaan sumber bahan organik, misal daerah persawahan akan berbeda kandungan bahan organiknya dibanding daerah hutan.
Ø  Faktor bentuk lahan mempengaruhi pada proses pengumpulan atau pencucian bahan organik.
Ø  Kegiatan manusia akan menentukan kandungan organik tanah misalnya dengan pemberian pupuk atau drainase yang akan berpengaruh pada kandungan bahan organik tanah.



BAB III METODELOGI

3.1 Alat Dan Bahan
Alat
Bahan
Erlenmeyer 250 ml.
H3PO485%
Pipet volume.
H2SO4 pekat 96 %
Beaker glas.
Larutan Fe2SO4 1 N
Buret dan statif
K2Cr2O7
Stiler
Aquades.
Timbangan
Indikator difinilamine

3.2 Langka Kerja
Ø  Timbang 0,5 g sampel tanah yang telah di haluskan, dan masukan ke dalam tabung Erlenmeyer 250 ml.
Ø  Melakukan penambahan 10 ml kalium dikhormat 1 N ke dalam erlenmayer, goyang hati-hati sehingga tidak terjadi butir-butir tanah menempel di dinding labu.
Ø  Menambahkan 20 ml asam sulfat pekat dan mengaduk hingga rata, harus terjadi kontak reagen dengan tanah.
Ø  Diamkan selama 30 menit.
Ø  Menambahkan 200 ml air bebas ion (aquades).
Ø  Menambahkan 10 ml h3po4 85% dan 10 tetes indikator difinilamin, titrasi dengan larutan baku ferrosulfat, warna akan berubah dari hijau gelap menjadi hijau terang.
Ø  Mencatat banyaknya Fe2So4 yang terpakai untuk titrasi.






BAB IV HASIL PENGAMATAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatlah data sebagai berikut :
Volum FeSO4 Blangko
Volume FeSO4 Sampel
10,4
7,1

Keterangan
BO = Bahan Organik.
Adapun cara perhitungan untuk data kelompok 2 pada tabel di atas ialah sebagai berikut :
 







                                  = 1,903 %

             b.   % BO   =  % C x 1,729
                             = 1,903 x 1,729
                             = 3,290 %
Tabel hasil perhitungan
% C
% BO
1,903 %

3,290 %


BAB V PEMBAHASAN

Dalam pengamatan digunakan berbagai larutan kimia seperti K2Cr2O7, H2SO4, H3PO4, dan FeSO4. Adapun fungsi dari larutan tersebut ialah sebagai berikut :
·         K2Cr2O7, berfungsi sebagai Oksidator (yang mengoksidasi atom C)
·         H2SO4, berfungsi untuk mempercepat reaksi.
·         H3PO4, berfungsi untuk mencegah timbulnya gangguan warna ketika dilakukan titrasi.
·         FeSO4, berfungsi untuk menetralisir K2Cr2O7 yang tersisa.
·         Sedangkan H2O digunakan untuk mengencerkan laruutan.
Pada lapisan I persentase bahan organik yaitu sebesar 3,290 %.Jika di interpretasikan pada tabel, dapat diartikan bahwa kandungan bahan organik pada tanah tergolong tinggi. Dapat diartikan bahwa tanah tersebut subur.Kandungan bahan organik tertinggi terdapat pada lapisan I (lapisan permukaan), hal ini terjadi karena akumulasi bahan-bahan organik sisa penumpukan dan pelapukan organisme baik tumbuhan maupun hewan,serta terjadi proses dekomposisi yang begitu cepat dan juga pada lapisan I terdapat humus, dimana humus itu merupakan polimer dari bahan organik lapisan permukaan.Tanah yang mengandung bahan organik adalah tanah lapisan atas atau top soil karena semakin ke bawah suatu lapisan tanah maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman, iklim, tekstur, dan adanya drainase yang buruk.Kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang bahan organik dalam tanah.
Faktor iklim juga mempengaruhi karena makin dingin suatu daerah makin tinggi kadar bahan organiknya. Tekstur tanah juga berperan karena makin banyak unsur haranya. Adanya drainase yang buruk juga menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah tinggi.





BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perobaan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Persentase Bahan Organik yaitu 3,290 %.
2.      Kandungan bahan organik pada sampel tergolong tinggi.
3.      Sampel tanah tergolong tanah yang subur.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Bahan Organik yaitu sifat dan jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah, topografi dan sifat penyedia hara selain itu :

Ø  Iklim berpengaruh pada bahan organik tanah dalam hal memacu atau menghambat laju dekomposisi.
Ø  tipe penggunaan lahan berpengaruh dalam penyediaan sumber bahan organik, misal daerah persawahan akan berbeda kandungan bahan organiknya dibanding daerah hutan.
Ø  Faktor bentuk lahan mempengaruhi pada proses pengumpulan atau pencucian bahan organik.
Ø  Kegiatan manusia akan menentukan kandungan organik tanah misalnya dengan pemberian pupuk atau drainase yang akan berpengaruh pada kandungan bahan organik tanah.









DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengolahannya.. Sebelas Maret University Press : Surakarta.
Lengkong, J.E., dan Kawulusan R.I. 2008. Pengelolaan Bahan Organik Untuk Memelihara Kesuburan Tanah. Soil Environment, Vol. 6, No. 2, Hal : 91-97.
Priambada,I.D., J.Widodo dan R.A. Sitompul. 2005. Impact of Landuse Intency on Microbal Community in Agrocosystem of Southern Sumatra International Symposium on Academic Exchange Cooperation Gadjah Mada University and Ibraki University.Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Victorious. 2012. Penetapan Status P, K dan C organic Untuk Tanah Organik dan Anorganik.
Wallace, A., R.G and Teny. 2000. Handbook of Soil Conditioners Subsistance That Enhance the Physical Properties of Soil.Marcell Pecker Inc. New York: Amerika.
Watoni, A.H., dan Buchari. 2000. Studi Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah. JMS Vol. 5 No. 1, hal. 23 – 40.
Yani, A. 2003. Beberapa Pendekatan Pengukuran Karbon Tanah Gambut Di Jambi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.


1 comment:

  1. Bahan organik seperti ini juga ada untuk kecantikan seperti yang pernah digunakan Cleopatra

    ReplyDelete

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net