Thursday, May 26, 2016

Penetapan Kadar Air Tanah

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Air tanah merupakan air dibawah permukaan tanah dimana rongga-rongga di dalam tanah berada pada hekekatnya terdiri dari air. Pergerakan air tanah keatas oleh kapilarisasi oleh permukaan air tanah kedalam daerah akar dapat merupakan sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman-tanaman.
Di dalam tanah air berada pada ruang pori tanah, terikat pada padatan tanah (baik organic maupun anorganik), serta menjadi komponen bahan mineral. Air dapat ditahan matriks tanah akibat adhesi langsung molekul air ke permukan tanah.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persentase volume air terhadap volume tanah. Dua fungsi yang saling berkaitan dengan penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan pada akar tanaman.
Keberadaan air dalam tanah sangat penting, karena kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi tanaman. Untuk itu kita perlu mengetahui kadar air di dalam tanah.
Sehubungan dengan ketersediaan air di dalam tanaman, terdapat factor penting yaitu penahan ait tanah. secara praktis air yang tertahan mempengaruhi: (a) kapasitas tanah untuk menyimpan air(b) ketersediaan air tanah bagi tanaman dan organisme lain.
                                                                       
Air tanah di tahan dalam beberapa tingkat:
1.      Kapasitas penahan maksimum (jenuh)
2.      Kapasitas lapang
3.      Koifisien layu
4.      Koifisien higroskopis

Kadar air tanah Alfisol merupakan perubahan regim kelembaban manusia atau bahkan frekuensi yang tidak begitu sering akan mendorong periode jenuh yang silih berganti mendekati desikasi sedemikian rupa sehingga bahan-bahan yang dapat larut dalam air bergerak ke daerah jenuh dan mengendap di bagian yang kering yang tergantung pada tekstur solumnya. Air merupakan unsur utama dalam proses kimia dalam hubungannya dengan jumlah produk pelapukan fenomena translokasi. Peranan air dan suhu dalam hidrasi atau dehidrasi karbonasi dan hidrolisis cukup sulit untuk dimengerti sebagai hasil disolusi mineral, keragaman produk ion tidak hanya menggambarkan komposisi spesies yang terlarut (Hanafiah, 2005).
Selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi jumlah air yang dapat diabsorsikan tumbuhan tanah, faktor-faktor tumbuhan antara lain,bentuk perakaran, daya tahan terhadap kekeringan, tingkat dan stadia pertumbuhan. Faktor iklim antara lain, temperatur, kelembaban dan kecepatan angin. (Hardjowigeno, 1995).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya manahan air lebih kecil dari pada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan dari pada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Air tanah selalu aktif semenjak permulaan dalam membantu proses pembentukan horizon-horizon tanah. Air penting untuk pertumbuhan tanaman dan reaksi-reaksi kimia dalam pelapukan mineral. Air perkolasi membantu siklus unsur hara dan pemindahan liat, oksidasi besi dan aluminium, garam-garam dan lain-lain. Di daerah kering gerakan air ke atas, menyebabkan terjadinya akumulasi garam di permukaan tanah (Hardjowigeno, 2003).

1.2  Maksud Dan Tujuan

Praktikum ini bermaksud untuk mengetahui penetapan kadar air tanah dalam kondisi kering, kapasitas lapang, dan jenuh. dengan menggunakan metode gravimetrik dengan cara ini sejumlah tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu tertentu untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah. Sehingga kita tahu berapa jumblah kadar air tanah pada kondisi tersebut. dengan tujuan:
  
1.      Untuk mengetahui proses menyerapnya air di dalam tanah.
2.      Untuk mengetahui berat massa tanah basah dan tanah kering.
3.      Untuk mengetahui berat massa tanah yang sudah di oven.











BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kandungan air tanah juga sangat berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Penggolongan kadar air tanah (jenuh, lembab dan kering) mengikuti kondisi lapangan yang biasa terdapat dan berlaku dikalangan petani. Tanah jenuh adalah kondisi tanah yang jenuh air. Kondisi tanah jenuh memiliki sifat lunak, lekat dan liat. Sedangkan tanah kering adalah tanah yang sama sekali tidak terairi, tanah kering dicirikan oleh tanahnya bersifat kering, retak-retak, keras dan kasar bila diraba. Untuk tanah lembab dicirikan pada kondisi air tanah yang optimum yaitu terjadi penggenangan sampai batas kapasitas lapang atau kondisi remah.
Jenuh air atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air. Pada kondisi ini tegangan pada permukaan lapisan air hampir 0 - < 1/3 atm, sehingga air ini terutama yang mengisi pori–pori makro segera turun ke bawah tertarik oleh gaya gravitasai. Air kondisi jenuh ini disebut air bebas atau air garavitasi atau air drainase atau air berlebihan, mudah hilang dan bergerak relatif cepat sehingga dapat melindi (leaching) unsur–unsur hara yang dilaluinya. Pada kondisi tanah berdrainase buruk atau suplai berlebihan (banjir atau tergenang) pada periode lama akan berdampak buruk terhadap aerasi tanah, sehingga respirasi akar, dan aktivitas mikrobia aerobik seperti bakteri amonifikasi dan nitrifikasi akan terhenti sama sekali (Hanafiah, 2004).
Kapasitas lapang merupakan keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar–akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (Hardjowigeno, 2007).
Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan tanah akan rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi air.
Kadar air dalam tanah alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetric, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. (Hardjowigeno, S., 1992). 
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
1.      Tekstur tanah
Kemampuan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah- tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil daripada tanah yang bertekstur halus. Oleh karenanya tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
2.      Kadar bahan organik tanah
Semakin tinggi kadar bahan organik tanah (BOT) akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air dalam tanah.
3.      Senyawa kimia
Semakin banyak senyawa kimiawi dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Berdasarkan data dalam penetapan kadar air tanah kering udara/andosol lebih mampu menyerap air dibandingkan tanah inceptisol.
4.      Kedalaman solum
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor:                 
1. Banyaknya curah hujan atau suplay air, ini berkorelasi positif terhadap kadar air tanah semakin banyak curah hujan maka kadar air tanah akan semakin banyak pula, namun ini juga sangat bepengaruh pada kemampuan tanah memegang air.
2.Kemampuan tanah memegang air, semakin baik kemampuan tanah memegang air maka air yang tersimpan pada tanah (KA tanah) juga akan semakin banyak/tinggi. Kemampuan tanah memegang air dipengaruhi oleh :
 Kandungan bahan organik, semakin banyak bahan organik maka kemampua tanah menyimpan air akan semakin baik.
 Tekstur tanah, tekstur tanah juga mempengaruhi pori-pori tanah, tanah yang kasar akan lebih banyak memiliki pori makro daripada tanah denngan tekstur halus sehingga daya penyimpanan airnya lebih rendah daripada tanah dengan tekstur halus.
 Besarnya evaporasi, semakin besar tingkan evaporasi maka akan semakin banyak air yang hilang dari tanah sehingga KA tanah akan berkurang.
 Senyawa kimia, semakin banyak senyawa kimia pada tanah maka kadar air tanah akan semakin menurun.
3.Topografi, topografi mempengaruhi penyerapan air pada tanah, pada tipografi yang datar air akan cepat terseram oleh tanah dan penyerapannya merata, pada topografi lereng maka air yang terserap oleh tanah akan lebih sedikit karena air bergerak bebas (mengalir) sedang pada topografi cekung apabila ada air maka tanah dibawahnya akan jenuh oleh air dan bahkan berlebihan (air akan menggenang).
selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.(Hanafiah k.a. 2005).



















BAB III CARA KERJA
3.1  Alat Dan Bahan

Alat
Bahan
gelas breaker 250 cc
tali
Contoh Tanah biasa
Pipa kapiler
oven
Air
plastic
kaleng oven

Timbangan
Mortal

tissue
Hand spayer


3.2  Proses Pengerjaan 

a.       Kering
-    Menimbang kaleng oven sebelum dioven dan catat berapa beratnya dalam satuan gram.
-    Menghancurkan sampel tanah sampai halus dengan mortar dan masukan kedalam kaleng oven.
-    Menimbang kaleng oven yang sudah terisi sampel tanah dan catat berapa beratnya.
-    Menyimpan sampel yang sudah di timbang.
b.      jenuh
-    Menimbang kaleng oven sebelum dioven dan catat berapa beratnya dalam satuan gram.
-    Menghancurkan sampel tanah sampai halus menggunakan mortar, masukan tanah 2/3 dari gelas breaker yang sebelumnya bagian bawah di lapisi dengan tissu, semprot air Menggunakan hand spayer pada permukaan tanah sampai tanah basa jenuh.
-    Mengambil sampel tanah dan menimbang tanah pada kondisi jenuh.
c.       Kapasitas lapangan
-    Menimbang kaleng oven sebelum dioven dan catat berapa beratnya dalam satuan gram.
-    Menghancurkan sampel tanah sampai halus menggunakan mortar, masukan tanah 2/3 dari gelas breaker yang sebelumnya bagian bawah di lapisi dengan tissu, semprot air menggunakan hand spayer pada permukaan tanah sampai air mengalir ke bawah permukaan gelas.
-    Memberi pipa kapiler, tutup dengan plastik dan ikat serapat mungkin, dan pada bagian permukaan plastik diberi lubang, diamkan selama 24 jam. 
-    Mengambil sampel tanah yang sudah di diamkan selama 24 jam.
-    Menimbang kaleng oven yang sudah terisi tanah sampel dan catat berapah beratnya.
-    Oven tanah dari ketiga sampel tanah yang sudah di timbang pada suhu 105o selama 24 jam.
-    Catat berat tanah dan kaleng yang sudah di oven.
BAB IV HASIL PENGAMATAN
4.1 Table Hasil Pengamatan
No
Kondisi Tanah
No Kaleng
Berat Kaleng
Berat Tanah Dan Kaleng (So)

Berat Tanah Dan Kaleng (Ko)
1.
Jenuh
35
3.67
31.42
21.75
2.
45
3.58
32.64
22.65
3.
Kapasitas Lapangan
23
3.53
21.12
16.81
4.
28
3.47
20.62
16.39
5.
Kering
51
3.70
17.19
15.13
6.
52
3.47
20.64
18.0

4.2  Penetapan Kadar Air Tanah

Menghitung BT (so) dan BT (ko):

Ø  Sampel jenuh kaleng 35 BT(so)= 31.42-3.67=27.75

Ø  Sampel jenuh kaleng 35 BT (ko)= 21.75-3.67=18.08

Ø  Sampel jenuh kaleng 45 BT (so)= 32.64-3.58=29.06

Ø  Sampel jenuh kaleng 45 BT (ko)= 22.65-3.58=19.07

Ø  Sampel kapasitas lapangan kaleng 23 BT(so)= 21.12-3.53=17.59

Ø  Sampel kapasitas lapangan kaleng 23 BT (ko)= 16.81-3.53=13.28

Ø  Sampel kapasitas lapangan kaleng 28 BT(so)= 20.62-3.47=13.49

Ø  Sampel kapasitas lapangan kaleng 28 BT (ko)= 16.39-3.47=12.92

Ø  Sampel kering kaleng 51 BT(so)= 17.19-3.70=17.15

Ø  Sampel kering kaleng 51 BT (ko)= 15.13-3.70=11.43

Ø  Sampel kering kaleng 52 BT(so)= 20.64-3.47=17.17

Ø  Sampel kering kaleng 52 BT (ko)= 18.0-3.47=14.53






Menghitung penetapan kadar air tanah dengan rumus:   
  

Penetapan kadar air tanah sampel kondisi jenuh no kaleng 35
 
KA(%) = 27.75-18.08x100%
                        18.08
KA(%) = 9.75X100%
            18.08
KA(%) = 53.92%
Penetapan kadar air tanah sampel kondisi jenuh no kaleng 45
 
KA(%) = 29.06-19.07x100%
                        19.07
KA(%) = 9.99X100%
            19.07
KA(%) = 52.38%
Penetapan kadar air tanah kond sampel kapasitas lapangan no kaleng 23
 
KA(%) = 17.59-13.28x100%
                        13.28
KA(%) = 4.31X100%
            13.28
KA(%) = 32.45%

Penetapan kadar air tanah sampel kond kapasitas lapangan no kaleng 28
 
KA(%) = 17.15-12.92x100%
                        12.92
KA(%) = 4.23X100%
            12.92
KA(%) = 32.73%
Penetapan kadar air tanah sampel kond kering no kaleng 51
 
KA(%) = 13.49-11.43x100%
                        11.43
KA(%) = 2.06X100%
            11.43
KA(%) = 18.02%
Penetapan kadar air tanah sampel kond kering no kaleng 52
 
KA(%) = 17.17-14.53x100%
                        14.53
KA(%) = 2.64X100%
            14.53
KA(%) = 18.16%

No
Kondisi Tanah
No Kaleng
Berat Kaleng
Berat Tanah & Kaleng (So)
Berat Tanah & Kaleng (Ko)
Berat Tanah (So)
Berat Tanah (Ko)
KA (%)
1.
Jenuh
35
3.67
31.42
21.75
27.75
18.08
53.92%
2.
45
3.58
32.64
22.65
29.06
19.07
52.38%
3.
Kapasitas Lapangan
23
3.53
21.12
16.81
17.59
13.28
32.45%
4.
28
3.47
20.62
16.39
17.15
12.92
32.73%
5.
Kering
51
3.70
17.19
15.13
13.49
11.43
18.02%
6.
52
3.47
20.64
18.0
17.17
14.53
18.16%
 Keterangan          
                                      = Data Pengamatan
                                     = Hasil Perhitungan
BAB V PEMBAHASAN

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :
1.       Air higroskopis,
Air higroskopis adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air higroskopis merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
2.       Air kapiler,
Air kapiler adalah air tanah dimana daya kohesi (gaya tarik-menarik antara sesama butir-butir air) dan gaya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat begerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
3.         Air gravitasi,
Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruh gaya gravitasi. Jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer.
 Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah:
-tekstur tanah
- iklim
-topografi
-adanya gaya kohesi, adhesi
-gravitasi.
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena  butiran-butirannya  berukuran  lebih  besar,  maka  setiap  satuan  berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur  liat,  karena  lebih   halus   maka   setiap   satuan   berat  mempunyai  luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan Tanah Kering Udara, Jenuh air dan Kapasitas lapang mempunyai kadar air tanah, kering udara adalah18.09%, 53.13%, dan 32.59%. Dan dihasilkan rata-rata kadar air pada tanah kering udara 18.09%. Sedangkan pada kadar air tanah kapasitas lapang adalah 32.59%. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah dikeringkan dengan  oven pada suhu 1050C  dengan waktu 24 jam. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.
Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.










BAB VI KESIMPULAN

Bahwa Jumlah rata-rata kadar air tanah pada kondisi jenuh kapasitas lapangan dan kering udara yaitu sebesar 53.15%, 32,59%, dan 18,09. Dengan begitu pada kondisi jenuh memiliki kadar air yang tinggi dibandingkan dengan yang lain.
Dari pembahasan dan kegiatan praktikum yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a)      Kadar air tanah adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman.
b)      Kapasitas kandungan air adalah jumlah air maksimum yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan deras.
c)      Kapasitas tanah untuk menyerap air dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organic yang terdapat didalam tanah.
d)     Mengetahui banyaknya air di dalam tanah adalah sangat penting dalam hal penentuan pemberian air  pada tanaman supaya tidak terjadi kekurangan/ kelebihan air tanaman.














DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K.A. 2005. hal 115- 117 Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Hanafiah MS, Ali, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Praja Grafindo Persada: Jakarta.
Hardjowigeno, H, Sarwono. 1992. Ilmu Tanah. PT Melton Putra: Jakarta, 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Hardjowigeno, S. 1995. Hal : 27 Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa : Jakarta
Hardjowigeno, S. 2003. Hal : 36 Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa : Jakarta
Hardjowigeno, 2007. Hal : 67-69 Ilmu Tanah. PT Melton Putra: Jakarta, 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta





0 comments:

Post a Comment

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net